Pdt. Sutjipto Subeno Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi. (Kis. 1:8) Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya. (Kis. 2:4) Pada hari Pentakosta, Tuhan mencurahkan kuasa-Nya atas para murid sehingga berita Injil yang disampaikan berbeda dari berita-berita lain yang ada di dunia. Murid-murid memberitakan Injil yang sejati, yaitu Kristus yang dibunuh oleh manusia berdosa itu telah bangkit, Kristus telah menang atas kuasa maut sehingga melalui kematian-Nya, Ia memastikan kita tidak lagi akan mengalami kematian, atau melalui kematian-Nya, Ia telah menebus kita supaya beroleh hidup dan melalui kematian Kristus, Ia mematikan kedagingan kita agar kita tidak menyerahkan lagi anggota tubuh kita untuk melakukan kejahatan tapi membiarkan diri kita dipimpin Roh Kudus, menjadi saksi-Nya sampai ke ujung bumi dan menggenapkan apa yang menjadi kehendak Tuhan di muka bumi. Di tengah dunia ini begitu banyak pengajaran tentang kuasa Roh Kudus tetapi kuasa yang seperti apa? Apakah kuasa Roh Kudus yang dimaksud seperti di hari Pentakosta pada jaman perjanjian baru? Yakni kuasa Roh Kudus yang memampukan kita untuk memberitakan Injil dan menjadi saksi-Nya. Sangatlah disayangkan, hari ini banyak gereja ingin kembali mengalami kuasa Roh Kudus seperti pada jaman PB, yaitu Roh Kudus yang turun berupa lidah-lidah api tapi saat ini kita tidak melihat implikasi dari kuasa Roh Kudus seperti yang Tuhan firmankan, mereka hanya menginginkan Roh Kudus yang secara fenomena dapat dilihat, yaitu yang berupa lidah-lidah api. Bukankah pada jaman PB, Roh Kudus tidak turun pada 3000 orang sekaligus melainkan hanya kepada para rasul? Tapi 3000 orang yang bertobat tersebut tidak mempertanyakan bahkan mereka tidak meminta supaya turun lidah-lidah api ke atas mereka karena lidah api hanyalah simbol. Hanya kuasa Roh Kudus yang bekerja, yang memenuhi, memimpin dan mempertobatkan seseorang. Jadi, masalah bukan terletak di apinya atau pada bahasanya tapi bahasa Roh yang dimaksud adalah bahasa yang dapat dimengerti oleh setiap suku bangsa sehingga mereka dapat mendengar Injil dan bertobat. Sedangkan saat ini kita melihat bahasa Roh justru malah membingungkan karena bahasanya tidak dapat dimengerti. Maka tidaklah heran kalau pada jaman sekarang terjadi kesenjangan dimana hari Pentakosta pada jaman PB disalahtafsirkan, yaitu pentakosta berarti harus ada lidah api yang turun dan harus bisa berbahasa lain. Apa implikasi dari turunnya Roh Kudus pada diri kita? Pada hari Pentakosta dalam surat Kisah Para Rasul, kita melihat situasi dan kondisi yang berbeda dan kita melihat kalau Roh Kudus turun atas kamu maka Dia akan memberikan kuasa ke atasmu. Kuasa yang seperti apa? Kenapa perlu kuasa? Kalau kita melihat konteks pada jaman itu maka permusuhan dunia terhadap anak Tuhan telah mencapai klimaksnya. Para murid saat mengikut Yesus, melayani Tuhan, mereka tidak merasa takut dan gentar karena mereka dapat mengandalkan Yesus, Yesus akan menolong bila mereka menghadapi ancaman, kesulitan, mara bahaya dan lain-lain. Akan tetapi setelah kematian Tuhan Yesus, murid-murid berada dalam situasi yang mencekam, murid-murid merasa takut akan ancaman pembunuhan; tetapi setelah Tuhan Yesus bangkit, murid-murid merasa damai dan tentram karena meski Tuhan Yesus tidak beserta dengan mereka selama 24 jam lagi tapi Tuhan Yesus hadir saat diperlukan, yaitu saat murid-murid merasa takut, Yesus akan datang menghibur. Kemudian Tuhan Yesus naik ke sorga dan meninggalkan murid-murid untuk yang kedua kali mereka merasakan ketakutan karena bahaya musuh masih mengancam ketika para murid berada dalam masa penantian penggenapan janji Tuhan akan turunnya Roh Kudus di Yerusalem. Ketakutan para murid tersebut telah mencapai klimaks sehingga hal inilah yang membuat murid-murid hanya berkumpul di atas loteng tanpa berani berbuat apapun. Puji Tuhan, Kristus menjanjikan Penolong yang lain yang akan menyertai kita selama-lamanya (Yoh. 14:16), yaitu kuasa Roh Kudus akan turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi (Kis. 1:8). Kuasa Roh Kudus diberikan kepada anak-anak Tuhan supaya misi Kristus dapat digenapkan di dunia, yaitu: I. Menjadi saksi Kristus dengan demikian berita Injil akan tersebar hingga ke ujung bumi. Kalau di sepanjang jaman dan sejarah, orang Kristen selalu berada dalam situasi ketakutan, selalu berhadapan dengan musuh dunia maka itu bukanlah suatu hal yang aneh karena anak Tuhan berjalan melawan arus dunia dan hidup dalam kebenaran. Dan secara manusiawi wajar kalau kita merasa takut dan gentar saat kita menghadapi intimidasi, ancaman dan bahaya tapi jika karena pekerjaan Tuhan, kita mengalami aniaya dan siksa maka Roh Kudus akan memberi kekuatan dan penghiburan sehingga kita dapat melaluinya dengan penuh kemenangan dan merupakan suatu kebanggaan jika karena kebenaran dan pekerjaan Tuhan kita mengalami aniaya dan siksa. Pada jaman Perjanjian Lama, kita juga mendapati anak-anak Tuhan yang setia seperti Daniel, Sadrakh, Mesakh, Abednego dan lain-lain mengalami tekanan dan bahaya maut begitu juga di jaman Perjanjian Baru, saat mula pertama gereja berdiri, gereja sudah berdiri di atas salib Kristus; Kristus telah mengalami aniaya siksa bahkan sampai mati dibunuh. Di sepanjang sejarah gereja pun banyak anak Tuhan yang juga telah mengalami aniaya dan siksa khususnya di jaman kekaisaran Romawi. Tapi situasi sulit tersebut justru membuat anak Tuhan mempunyai terobosan yang luar biasa, Roh Kudus turun di hari Pentakosta membuat para murid mempunyai paradigma baru dan kuasa Roh Kudus membuat murid-murid berani memberitakan Injil, mewartakan tentang Yesus Kristus yang telah bangkit tersebut sebagai Juruselamat satu-satunya dalam berbagai bahasa. Hanya kuasa dari Roh Kudus yang membuat banyak orang bertobat. Apakah kita juga mempunyai keberanian bila menghadapi situasi dan kondisi dunia yang semakin kacau ini? Dimana kekristenan makin ditekan dengan adanya Rancangan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (RUU Sisdiknas) yang akan disahkan di Indonesia. RUU Sisdiknas bukan sekedar undang-undang yang menginginkan agar pendidikan agama sesuai keyakinan murid harus diberikan di setiap sekolah tak terkecuali sekolah-sekolah swasta yang memiliki ciri khas pengelolaan dengan sistem agama tertentu, jadi sekolah-sekolah tidak boleh exclusive agama tertentu; namun, di balik undang-undang tersebut ada filosofi yang mendasari, yaitu upaya penaklukkan dari pihak pemerintah terhadap agama; pemerintah ingin menguasai dan mengatur segala sesuatu yang berkenaan dengan agama khususnya agama Kristen dan akhirnya mengatur gereja dan hal ini dimulai dari sekolah Kristen terlebih dahulu. Pemerintah mengatur spiritualitas bukanlah hal yang pertama kali muncul di dunia. Sejak jaman kerajaan Romawi, agama harus tunduk di bawah otoritas pemerintah, yaitu rakyat harus menyembah Kaisar yang dipercaya sebagai keturunan dewa. Begitu juga dengan negara komunis Cina yang memperbolehkan adanya gereja dengan syarat gereja harus tunduk di bawah aturan pemerintah Cina. Apakah hal ini hanya terjadi di benua Asia saja? Ternyata mati-hidupnya gereja di negara-negara Eropa sangat bergantung pada pemerintah maka tidaklah heran kalau sekarang kita menjumpai bangunan gereja besar yang indah dengan jumlah jemaat yang sedikit. Negara demokrasi dengan sistem votingnya menekan yang minoritas bahkan hampir semua orang benar di dunia seperti Tuhan Yesus, Socrates mati karena demokrasi. Demokrasi merupakan alat yang sering dipakai untuk menghancurkan kebenaran; kebenaran tidak pernah mayoritas karena dunia sudah dikuasai dosa. Seharusnya kebenaran menjadi standart dan berada pada posisi yang paling tinggi tapi hari ini kita jumpai kebenaran justru berada dan dipercayakan di tangan rakyat yang sebagian besar tidak mengerti akan kebenaran sejati. Mayoritas sistem di dunia menggunakan kekuatan massa untuk menekan yang minoritas termasuk orang Kristen. Ingat, Tuhan kita adalah Tuhan yang hidup maka Dia tidak akan membiarkan anak-Nya dihancurkan; dengan cara-Nya yang menakjubkan Dia membangkitkan orang Kasdim untuk menghancurkan bangsa Babel dan hal ini menggentarkan Nehemia. Tuhan menunjukkan kuasa-Nya dengan membuat mujizat atas diri Daniel, Sadrakh, Mesakh dan Abednego sehingga Nebukadnezar dan seluruh rakyat Babel berbalik menyembah dan tunduk pada Allah Yahweh. Tuhan adalah Tuhan yang berkuasa atas sejarah; Dia mengubah seseorang yang membenci dan menganiaya Tuhan menjadi pengikut Tuhan yang setia. Kalau dipikir secara logika hal ini tidak mungkin terjadi, bukan? Logika manusia tidak akan dapat mengerti pekerjaan Roh Kudus yang bekerja dengan ajaib, Ia memberi keberanian pada anak-Nya saat menghadapi ancaman dan aniaya. Jangan pernah mengharapkan kuasa Roh Kudus akan memberikan kita hidup yang berlimpah, kaya dan sehat. Tidak! Itu bukan kuasa Roh Kudus tapi kuasa dosa. Kuasa Roh Kudus bisa membuat orang yang paling jahat yang secara logika tidak mungkin dapat bertobat saat kita bersaksi tentang Kristus. Siapa pernah berpikir Saulus si penganiaya orang Kristen itu bisa bertobat? Hanya anugerah Tuhan, kalau Saulus bertobat dan Tuhan memakai Saulus untuk memberitakan injil. Logika seringkali membelenggu manusia tapi mulai detik ini biarlah kita sebagai anak Tuhan tidak lagi dibelenggu oleh logika manusia berdosa sehingga kita tidak dapat melihat kuasa Tuhan yang menakjubkan. Marilah kita berjalan dengan iman di bawah pimpinan Tuhan dan bersandar padaNya; karena kalau pekerjaan Tuhan dihalangi oleh kuasa iblis maka Tuhan akan bertindak dan tiada yang mustahil bagi-Nya. Mungkinkah suatu hari kelak penduduk Indonesia mayoritas beragama Kristen dan mungkinkah presiden RI bertobat dan menjadi Kristen? Secara logika manusia, hal ini pasti tidak mungkin terjadi, bukan? Pikiran kita telah terkunci dan akhirnya hal ini membuat kita enggan untuk memberitakan Injil. Ingat, Tuhan kita adalah Tuhan yang berkuasa atas sejarah dan seluruh alam semesta sehingga hal-hal yang kita rasa tidak mungkin maka bagi Dia tidak ada yang mustahil. Siapa bisa bayangkan Saulus, Kaisar Konstatin dan lain-lain yang kejam bisa bertobat dan berbalik menjadi pengikut Tuhan? Kalau Tuhan bekerja maka tidak ada satupun kuasa dunia yang dapat menghalangi kehendak Tuhan untuk mengubahkan seseorang. Jangan takut apabila anak Tuhan minoritas dan berada dalam tekanan karena Tuhan tidak akan membiarkan kita berjalan sendiri, Dia akan memberikan kepada kita kuasa Roh Kudus sehingga kita menjadi saksi-Nya mulai dari keluarga, lingkungan masyarakat dan akhirnya sampai ke ujung bumi. Tuhan kita Tuhan yang hidup jadi tidak ada yang tidak mungkin bagi Dia. Jangan pernah terlintas sedikit pun dalam pikiran kita “tidak mungkin”! Kalau kita mau taat pada Tuhan maka hal yang tidak mungkin akan menjadi mungkin. II. Menjadi pembawa kebenaran di tengah dunia dimana kebenaran telah mulai diselewengkan. Saat Roh Kudus yang adalah Roh Kebenaran turun di hari Pentakosta, para Rasul langsung membereskan ajaran dan prinsip yang salah. Tapi sangatlah disayangkan, justru yang kita temui sekarang adalah banyak anak Tuhan yang memutarbalikkan dan menafsirkan Firman Tuhan dengan sembarangan; banyak kebangunan-kebangunan rohani yang memberikan janji-janji seperti sakit disembuhkan, miskin jadi kaya. Bukankah saat Roh Kudus turun, Tuhan tidak menjanjikan hal-hal yang demikian? Merupakan tugas anak Tuhan untuk menjadi pembawa kebenaran dan meletakkan kebenaran sejati di posisi tertinggi dan menjadi standart. Dan hal ini akan saya bicarakan di kesempatan lain. Kuasa Roh Kudus akan menguatkan dan memampukan kita menjalani hidup di dunia yang penuh dengan tantangan; kita dapat mewartakan Injil, menjadi saksi-Nya hingga sampai ke ujung bumi. Maukah kita dipakai menjadi alat-Nya? Amin. Sumber : http://www.griis.org/ringkasan_kotbah/20030608.htm
|