Oleh : Pujianto (pujiantohs@netscape.net ) Mengetahui Kehendak Allah Mengetahui kehendak Allah merupakan hal yang paling sukar saya mengerti di sepanjang kehidupan kekristenan saya. Sukar, karena hal itu berkaitan dengan penyerahan diri total kepada Allah dan membiarkan Allah membimbing di sepanjang akhir hidup saya; Menyakini bahwa Ia akan menyertai dan membimbing kita, seperti apa yang dinyatakan Daud di dalam Mazmur 23 di bawah ini: Mazmur Daud TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. 23.2 Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; 23:3 Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. 23:4 Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. 23:5 Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah. 23:6 Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.
Tidak Ada Jalan Pintas untuk Mengetahui Kehendak Allah Tidak ada jalan pintas untuk mengenal kehendak Allah. Kita harus mencarinya melalui: pembacaan Alkitab setiap hari, berdoa, mendengarkan kotbah di gereja setiap minggu, saat teduh, dan juga melalui hubungan kita sehari-hari dengan rekan-rekan seiman dan kesaksian hidup kita. Melalui pelaksanaan semua hal di atas, kita akan mempunyai pengetahuan dan pengertian yang mendalam tentang siapa Allah kita, apa yang Allah inginkan untuk kita lakukan di dalam hidup kita dan jaminan apa yang akan Allah berikan bila kita mengikuti kehendak-Nya.
Langkah-langkah untuk Mengetahui Kehendak Allah Ada beberapa hal yang harus kita ketahui untuk dapat mengetahui kehendak Allah. Adapun langkah-langkah yang harus kita lakukan adalah:
1. Menetapkan Dulu untuk Taat Yesus berkata, "Barangsiapa mau melakukan kehendak Allah, ia akan tahu bahwa ajaran-Ku berasal dari Bapa." (Yoh 7:17). Allah tidak akan menyatakan pimpinan kehendak-Nya kepada mereka yang tidak berniat taat kepada Tuhan. Jika kita tidak berniat taat kepada Tuhan dan hanya ingin bermain-main saja, Allah tidak akan memberitahukan kepada kita apa yang harus kita jalankan. Di dalam Allah, ada anugerah yang diberikan secara cuma-cuma, tetapi tidak dijual murah.
2. Berada di dalam Jalur Alkitab Tidak mungkin ada sesuatu yang dikatakan kehendak Tuhan, tetapi bertentangan dan di luar jalur Kitab Suci. Apa yang dicantumkan dalam Alkitab merupakan patokan dan lingkar batas, dimana di dalamnya kita menemukan cara Tuhan memimpin kita. Kita harus menetapkan hati kita untuk hanya mengerti Firman Tuhan di dalam Alkitab saja. Untuk itu kita perlu membaca, mempelajari, dan merenungkannya. Hal ini dapat kita lakukan melalui: saat teduh harian, pendalaman Alkitab pribadi dan bila perlu kita dapat belajar secara lebih mendalam dengan cara mengikuti sekolah Alkitab malam seperti Sekolah Tinggi Reformed Injili Jakarta yang berada di Jl. Tanah Abang III/1, Jakarta.
3. Jangan Mengabaikan Prinsip-prinsip Alkitab Seringkali sebagai seorang Kristen baru kita dipusingkan oleh pertanyaan pertanyaan sebagai berikut: "Bagaimana Alkitab memberitahu hal yang saya ingin tahu, misalnya: berjudi, merokok dan sebagainya?". Banyak hal yang tidak ditulis oleh Alkitab, namun tidak berarti kita boleh melakukan dengan sembarangan. Alkitab memang tidak menyatakan berbagai hal secara jelas, tetapi tetap ada prinsip-prinsip yang diberikan.
Paulus memberikan 3 prinsip Alkitab terhadap hal-hal demikian:
1. Aku boleh berbuat segala sesuatu, tetapi harus memuliakan Allah. Janganlah melakukan apa yang tidak memuliakan Allah, meskipun tidak dilarang oleh Alkitab!. Pada prinsip pertama ini memang terlihat orang Kristen mempunyai kebebasan, tetapi kebebasan Kristen harus berada di dalam jalur kebenaran, kesucian, keadilan dan cinta kasih. Hal-hal ini melingkari kita, menjadi batasan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
2. Apakah yang saya lakukan berfaedah dan membangun orang lain?. Satu kalimat saja bisa membangun atau menjatuhkan seseorang! Mulut kita harus hati-hati di dalam berkata-kata. Bukan karena kebebasan kita, maka kita boleh sembarangan saja. Tetapi, kebebasan yang sudah kita letakkan di bawah kedaulatan Tuhan. Allahlah yang mengakibatkan saya harus memilih cara berbicara, berlaku dan berbuat sesuatu sehingga membangun orang lain.
3. Tidak ada ikatan yang akan membatasi atau membelenggu. Jika ada sesuatu yang membuat kita terikat atau membatasi, maka kita harus melepaskan ikatan tersebut atau membuka pembatasnya sehingga apa hal-hal tersebut tidak merebut tempat di mana seharusnya Tuhan bertahta. Alkitab tidak mengatakan tidak boleh: merokok, mengisap ganja atau mabuk-mabukan; tetapi Alkitab mengatakan dengan jelas bahwa kita tidak boleh terbelenggu oleh apapun yang kita kerjakan.
4. Sejahtera Kristus Memerintah dalam Hati Bagaimana jika ke tiga prinsip di atas dilaksanakan, tapi kita masih belum yakin bahwa itu kehendak Tuhan atau bukan? Maka kita masuk ke dalam prisnip ke-4, yaitu kita harus bertanya apakah damai sejahtera Kristus memerintah hati kita atau tidak? Mungkin memang prinsip-prinsip di atas tidak kita langgar, tetapi sewaktu melakukannya hati merasa tidak tenang, ada ketegangan. Itu karena Roh Kudus adalah Roh yang hidup, Roh Kudus adalah Allah. Dan Allah yang memberi hidup adalah Allah yang bertanggung jawab memelihara hidup itu di dalam orang percaya. Hati nurani kita yang telah dibaharui oleh Roh Kudus harus memiliki kepekaan untuk taat kepada Tuhan. Paulus mengatakan "Biarlah damai sejahtera Tuhan memerintah di dalam hatimu." Maksudnya bila tidak ada sejahtera Tuhan pada waktu kita melakukan sesuatu, janganlah hal itu dilakukan.
Sejahtera Kristus adalah istilah yang berhubungan dengan penganiayaan dalam menjalankan kehendak Allah. Pada waktu kita mau menjalankan kehendak Allah, kita mungkin mengalami penganiayaan atau kesulitan. Di sinilah sejahtera Allah memelihara kita.
Damai sejahatera Kristus adalah istilah khusus bagi mereka yang menjalankan kehendak Tuhan. Mereka yang menjalankan kehendak Tuhan akan mempunyai ketenangan dan damai yang tidak mungkin direbut oleh siapapun.
5. Proses Pengujian Pencarian kehendak Allah harus melalui proses pengujian. Tanpa proses pengujian kita tidak akan mengenal kehendak Allah dengan jelas. Kita akan menjadi orang yang sembrono dan menipu diri kita, serta menipu orang lain. Untuk itu kita harus hati-hati dalam menerima nasehat seseorang, baik itu dari pendeta sekalipun. Kita harus menguji apa yang dia katakan, karena Alkitab sendiri mengatakan melalui Roma 12:2 "Ujilah apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna."
6. Tunggu dan Sabar akan Waktu Tuhan Waktu merupakan faktor yang terpenting. Tuhan bekerja melalui waktu-Nya bukan melalui waktu kita. Contohnya adalah Musa. Pada waktu Musa berumur 80 tahun, ia baru dipanggil oleh Tuhan. Ini tidak berarti dia menghamburkan waktu 80 tahun, tetapi hidupnya selama 40 tahun berikutnya, ia gunakan untuk melayani Tuhan dengan matang tanpa melakukan kesalahan yang besar. Meskipun ada cacat, tetapi tidak fatal.
Alangkah indahnya jika hidup kita sudah digarap oleh Tuhan. Meskipun belum jelas tahu kehendak Tuhan, tetapi jika kita mau sungguh-sungguh taat kepada Tuhan dan mengetahui prinsip Alkitab dengan jelas, maka beranilah melangkah.
Jaminan Bimbingan Tuhan Jaminan bimbingan Tuhan akan selalu diberikan pada orang-orang yang berjalan menurut kehendak Allah. Jaminan bimbingan Tuhan selalu dinyatakan dalam pengertian pemeliharaan Allah. Hal ini dinyatakan secara tegas oleh Allah kepada Yosua melalui Yosua 1:1-9, ketika Yosua akan memasuki tanah Kanaan. Secara khusus Allah menyatakan bimbingan-Nya melalui Yosua 1:9 yang bunyinya adalah sebagai berikut: "Bukankah telah Ku-perintahkan kepadamu: kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab Tuhan, Allahmu, menyertai engkau, kemana pun engkau pergi."
Jaminan ini pasti karena Allah adalah Allah yang berdaulat dan mutlak. Allah yang tidak pernah gagal dalam melaksanakan kehendak-Nya melalui orang-orang yang dipilihan-Nya, sebagaimana kita lihat dalam kehidupan: Nuh, Abraham, Musa, Samson, dan semua pahlawan iman lainnya. Allah menyertai mereka.
Tidak ada sesuatu yang terjadi di luar lingkup pemeliharaan Allah yang berdaulat. Untuk itu kita harus mampu untuk melihat secara tegas perbedaan antara takdir, jaminan bimbingan Tuhan yang dinyatakan dalam pemeliharaan-Nya, dan keberuntungan. Kunci perbedaan ini terletak pada karakter Allah. Keberuntungan adalah buta, sedangkan Allah melihat segala sesuatu dan bekerja dalam segala sesuatu. Takdir tidak berpribadi, sedangkan Allah adalah seorang Bapa. Kebetulan adalah bisu, sedangkan Allah dapat berbicara. Tidak ada kekuatan-kekuatan yang buta, tidak berpribadi yang bekerja dalam sejarah. Semua ini terjadi oleh karena tangan Sang Pemelihara yang tidak kelihatan. Jadi dapat dikatakan di dalam alam semesta yang diperintah oleh Allah tidak ada peristiwa yang terjadi secara kebetulan. Pada dasarnya tidak ada yang disebut kebetulan. Kebetulan tidak pernah ada. Kata itu hanya kita gunakan untuk menjelaskan kemungkinan-kemungkinan secara matematika. Tetapi kebetulan itu sendiri bukanlah suatu keberadaan yang dapat mempengaruhi realitas. Kebetulan itu bukan sesuatu. Itu bukan apa-apa.
Aspek lain yang kita perlu lihat dalam jaminan bimbingan Allah adalah aspek kerjasama. Kerjasama ini menunjuk pada kesatuan dari tindakan Allah dan manusia. Kita adalah makhluk ciptaan dengan kehendak kita sendiri. Kita dapat menjadikan sesuatu terjadi. Namun, kuasa yang kita keluarkan sebagai penyebab dari hal itu merupakan hal yang kedua. Kedaulatan dari pemeliharaan Allah yang dinyatakan dalam bimbingan-Nya melampaui tindakan-tindakan kita.
Jadi kita tidak perlu kuatir dalam melaksanakan kehendak Allah. Apakah kita mengetahuinya secara persis atau tidak, yang pasti Allah tidak akan meninggalkan kita dalam melaksanakan kehendak-Nya melalui kita. Contoh yang paling jelas yang menunjukkan jaminan bimbingan Allah dapat kita temukan di dalam kisah Yusuf dengan saudara-saudaranya di Alkitab. Meskipun saudara-saudara Yusuf menyatakan rasa bersalah atas apa yang mereka lakukan pada Yusuf, pemeliharaan Allah bekerja bahkan memalui dosa yang mereka lakukan. Yusuf berkata kepada saudara-saudaranya:
"Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekanya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar." (Kejadian 50:20)
Pemeliharaan dalam bentuk campur tangan Allah dapat bekerja melalui tindakan yang paling tidak baik - melalui penderitaan kita. Hal yang paling jahat yang pernah dilakukan oleh seorang manusia adalah menyalibkan Yesus, yang dimulai dengan pengkhianatan Yudas. Namun kematian Yesus bukan merupakan sejarah yang terjadi secara kebetulan. Hal itu terjadi berdasarkan apa yang telah ditetapkan oleh kehendak Allah. Tindakan Yudas yang jahat itu membantu untuk menghasilkan sesuatu yang terbaik yang pernah terjadi di dalam sejarah, yaitu penebusan.
Pertanyaan untuk direnungkan: 1. Hal-hal apa yang harus saya lakukan agar saya dapat mengerti kehendak Allah?. 2. Baca Habakuk 3 : 17-19, dan sebutkanlah sikap apa yang Habakuk ambil dalam mentaati kehendak Allah! 3. Apa yang kamu ketahui bahwa Allah pasti memelihara kamu dalam pelaksanaan kehendak-Nya?
Daftar Pustaka 1. .............., Alkitab-Terjemahan Baru (c) LAI, Cetakan ke - 170, Jakarta, Lembaga Alkitab Indonesia, 1999. 2. Rigs, Charlie, Belajar Berjalan dengan Allah- terj. Paul Hidayat, hal 90-91, Jakarta, Persekutuan Pembaca Alkitab, Indonesia. 3. ............, Memulai Hidup Baru, hal 34 - 37. 4. Sproul, RC., Kebenaran-Kebenaran Dasar Iman Kristen, hal 81-84, cetakan ke 2, Malang, Departemen Literatur SAAT, Indonesia , 1998. 5. Subeno, Sutjipto, M.Div., Pergumulan Mengerti Kehendak Allah, hal 89-97, cetakan ke 1, Surabaya, Momentum, Indonesia , 1998. 6. Tong, Stephen, DR, Mengetahui Kehendak Allah, hal 169-182, cetakan ke 1, Surabaya, Momentum, Indonesia , 1999.
|